Note: Tulisan ini bersumber dari SpinJapan.net dengan judul "6 Reason Why Japanese Men Are Not Attractive dengan penambahan beberapa curhatan dari aku. Aku bikin ini karna banyak yang nanya "kok bisa pacaran dengan orang Jepang", "gimana ceritanya", "gimana putusnya", dan lainnya. Dulu-dulu aku belum berani buka-bukaan, tapi sekarang akan aku coba "speak speak" pelan-pelan deh :')
"Ah pengen banget nih punya pacar orang Jepang"
Eitsss, tapi tunggu dulu. Kamu harus siap dengan 6 hal berikut ini. Di sini murni sharing pengalaman dan aku kombinasikan dengan tulisan Spin Japan. Tentunya bisa saja berbeda dengan pengalaman orang lain karena pacaran dengan cowok Indonesia saja bisa berbeda-beda satu sama lain, bukan?
Ada banyak artikel di Internet yang mengatakan bahwa pria Jepang tidak begitu menarik bagi banyak wanita di seluruh
dunia, sedangkan wanita Jepang sangat populer. Mengapa
demikian? Sebenarnya, beberapa ciri pria Jepang berikut inilah penyebab tidak menarik mereka bagi
kebanyakan wanita yang tumbuh di negara-negara Barat (kalau Asia nggak tahu juga deh, coba dibaca aja).
Sebagai wanita Jepang
yang memiliki banyak pengalaman berkencan dengan pria Jepang, si Penulis asli artikel ini (bukan Yesi) akan
menjelaskan mengapa pria Jepang demikian:
1) Mereka Kurang Gentleman
Meskipun kebanyakan pria Jepang sangat sopan, Anda mungkin menyadari bahwa mereka bukan pria yang “gentle”. Mereka mungkin lupa membuka pintu untukmu. Mereka tidak membawa tas berat untukmu. Mereka tidak membiarkan wanita memasuki ruangan terlebih dahulu. Anda mungkin percaya bahwa pria Jepang jauh dari standar Barat. Sebenarnya, pria Jepang tidak mudah untuk menunjukkan rasa hormat kepada wanita. Sebagian besar pria Jepang diberi tahu bahwa wanitalah yang harus menunjukkan rasa hormat terhadap mereka.
Tanggapan:
Tanggapan:
Kebetulan standar romantis
Barat dan Indonesia mirip sih yaitu “pihak wanita ingin dihormati dan rada disanjung gitu”. Sayangnya di
Jepang perbedaan gender masih kuat, laki-laki yang harus diperlakukan spesial
sehingga sangat jarang ditemui laki-laki menjemput perempuan, laki-laki bayarin, laki-laki bukain pintu mobil untuk perempuan, laki-laki mempersilahkan perempuan masuk lift duluan, laki-laki yang nuangin minum pas lagi dinner, yang kayak gitu jarang ada di kamus mereka.
Kalau di barat dan di Indo menganut Lady first, mereka tuh engak. Perempuan masih tetap lebih rendah derajatnya. Tetapi, meskipun kebanyak pria Jepang demikian, nggak semua kok seperti itu.
Kalau di barat dan di Indo menganut Lady first, mereka tuh engak. Perempuan masih tetap lebih rendah derajatnya. Tetapi, meskipun kebanyak pria Jepang demikian, nggak semua kok seperti itu.
2) Mereka Bukan Tipikal Show Affection
Orang-orang Barat menunjukkan kasih sayang mereka dengan mencium atau memeluk, bahkan sekalipun di hadapan teman-temannya. Sebaliknya, orang Jepang justru terlihat malu dan pendiam. Bahkan jika Anda dalam hubungan romantis, pria Jepang jarang menunjukkan kasih sayang mereka. Mereka tidak banyak ciuman. Mereka tidak mengatakan, "Aku juga mencintaimu". Itu karena mereka sama sekali tidak terbiasa menunjukkan perasaan mereka. Mereka peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain, termasuk Anda. Oleh karena itu, mereka khawatir akan dikecein jika mereka mencoba menunjukkan perasaan mereka. Pria jepang sangat sensitif seperti itu.
Tanggapan:
Yang ini bener banget,
tapi aku justru jadi merasa bersyukur karna aku juga kan masih menganut budaya Indonesia
banget jadi nggak suka show affection berlebihan juga. Dia orangnya sopan banget. hehehe. Oh ya, dan juga jangan harap juga cowok
Jepang bakal upload foto kalian bermesraan/berduaan di media sosialnya. .
3) Mereka Terlihat Lebih Feminis
Dibandingkan dengan standar Maskulinitas Barat, pria Jepang tidak terlalu maskulin. Selain itu, mereka lebih sadar fashion, pria Jepang juga sering pergi ke salon untuk mendapatkan potongan rambut khusus. Mereka juga membawa tas jinjing, sama seperti wanita. Jika Anda melihat bintang J-pop atau aktor populer di TV Jepang, maka kebanyakan dari mereka lebih kurus dan sadar mode ataupun penampilan. Meskipun mereka tidak seperti standar maskulinitas Barat, wanita Jepang mengatakan sebaliknya. Wanita Jepang justru suka hal ini. Sebenarnya, banyak wanita Jepang menganggapnya ini lebih menarik daripada pria yang sama sekali tidak merawat penampilan mereka.
Tanggapan:
Kalau yang ini benar sih, pria Jepang mirip kayak Pria Korea yang lebih lembut, sadar fashion dan perawatan (bahkan aku saja kurang peduli hal-hal semacam itu huhu).Jarang sih liat mereka kekar kayak orang Barat gitu. Kalau aku sendiri sih mikirnya sama kayak wanita Jepang, justru lebih manis rasanya liat cowok yang menjaga diri dan yang ia kenakan.
Tapi perlu dicatat….Mereka bukan tipe yang melambai gitu walau care perawatan. Mereka tetap lakik kok, cuma beda budaya aja sih dalam mendefinisikan "maskulinitas". Justu aku jadi termotivasi sendiri untuk ikut merawat diri. Masa dia iya, aku enggak.(Kalau kata Kang Emil sih asal jangan rebutan skin care aja Haha)
Kalau yang ini benar sih, pria Jepang mirip kayak Pria Korea yang lebih lembut, sadar fashion dan perawatan (bahkan aku saja kurang peduli hal-hal semacam itu huhu).Jarang sih liat mereka kekar kayak orang Barat gitu. Kalau aku sendiri sih mikirnya sama kayak wanita Jepang, justru lebih manis rasanya liat cowok yang menjaga diri dan yang ia kenakan.
Tapi perlu dicatat….Mereka bukan tipe yang melambai gitu walau care perawatan. Mereka tetap lakik kok, cuma beda budaya aja sih dalam mendefinisikan "maskulinitas". Justu aku jadi termotivasi sendiri untuk ikut merawat diri. Masa dia iya, aku enggak.(Kalau kata Kang Emil sih asal jangan rebutan skin care aja Haha)
4) Mereka Tidak Banyak Berbicara
source pict: galena.co.id (https://goo.gl/yfGywA) |
Tanggapan:
Kalau ini sih aku akui kebanyakan orang Jepang baik cewek cowo emang pemalu, pendiam, dan tertutup. Mereka terlalu mengkhawatirkan perasaan orang lain jadi kagok kalau mau ngomong. Tapi kalau mereka udah merasa nyaman dan klop ke kamu, mereka bakal lebih terbuka dan luwes kok.
Kalau ngomong kamu ke orang Jepang, kamu harus lebih proaktif supaya mereka bisa terbuka juga untuk ngomong dengna kamu.
5) Mereka (masih) Memandang Rendah Wanita
Meski tidak semua, pria Jepang ada yang memandang rendah wanita, masih banyak bias gender di Jepang. Beberapa pria Jepang masih percaya bahwa wanita harus tinggal di rumah dan membesarkan anak setelah menikah. Di sebuah perusahaan, wanita harus menyajikan kopi atau teh ke rekan kerja maskulin mereka. Jika pria dan wanita ada di restoran, wanita harus menyajikan minuman untuk pria. Sifat-sifat ini sangat tidak menarik bagi kebanyakan wanita yang tumbuh dalam masyarakat Barat, di mana kesetaraan gender penting. Sayangnya, ini adalah fakta bahwa masih ada gagasan primitif tentang bagaimana perbedaan antara pria dan wanita dalam bersikap. Wanita ideal bagi mereka adalah seseorang yang bisa memasak dengan baik dan yang bijaksana.
Tanggapan:
Banyak artikel yang pernah aku baca menyebutkan hal yang sama. Sedih sih, Cuma ya gimana lagi udah mindset dari luluhur mereka begitu. Itu lah sebabnya sekarang lumayan banyak wanita Jepang yang pengen jadi wanita karir milih untuk menunda menikah bahkan ga mau nikah karena ga mau jadi IRT saja.
Tapi ini bisa jadi kabar baik buat wanita Indonesia kebanyakan justru pengen nikah dan ngemong anak di rumah aja. Nikah sama orang Jepang bisa jadi pilihan yang tepat karna kalian bakal jadi fulltimer IRT dan dinafkahi. Akan tetapi, harus punya skill jd asisten rumah tangga juga kayak masak, nyuci, ngepel, bersih-bersih, semuanya.. :D Karna di Jepang sewa jasa asisten itu mahal. Jadi gimana, pilih wanita karir atau ibu rumah tangga saja?
Tapi ini bisa jadi kabar baik buat wanita Indonesia kebanyakan justru pengen nikah dan ngemong anak di rumah aja. Nikah sama orang Jepang bisa jadi pilihan yang tepat karna kalian bakal jadi fulltimer IRT dan dinafkahi. Akan tetapi, harus punya skill jd asisten rumah tangga juga kayak masak, nyuci, ngepel, bersih-bersih, semuanya.. :D Karna di Jepang sewa jasa asisten itu mahal. Jadi gimana, pilih wanita karir atau ibu rumah tangga saja?
6) Mereka Menghabiskan Banyak Waktu Untuk Bekerja
source pict: nationnews.com |
Hal ini terkait dengan peran gender dalam masyarakat Jepang. Pria Jepang biasanya sebagai tulang punggung keluarga, mereka bekerja dengan sangat serius (karena merasa bentuk tanggung jawab mereka buat istrinya yang telah mengurus rumah dan melayaninya). Mereka menghabiskan banyak waktu berjam-jam di tempat kerja. Ini sebenarnya klise tapi kenyataannya benar. Bila wanita Barat (atau bahkan wanita Jepang) menjalin hubungan dengan pria Jepang, wanita Barat biasanya mengeluhkan bahwa pria Jepang lebih suka bekerja berlebihan daripada bersama keluarga atau pacar mereka. Hal ini sebenarnya sangat sulit untuk bekerja di Jepang, karena banyak perusahaan menyita waktu karyawan mereka. Karyawan juga perlu mempertahankan hubungan baik dengan atasannya agar mendapatkan posisi/jabatan yang lebih baik di perusahaan. Itu sebabnya mereka tidak bisa berkata “tidak” jika atasan mereka meminta mereka untuk pergi minum setelah bekerja.
Tanggapan:
Nah, karna semua biaya ditanggung pihak pria, maka mereka bakal tanggung jawab dengan kerja habis-habisan soalnya biaya hidup di sana tinggi dan mereka mikir jauh soal finansial, sampai anaknya sekolah tinggi dan biaya hari tua. Beda ya kalau di sini... modal cinta aja bisa nikah.. mikir yang lain dan ke depannya entar aja. LOL
Cuma negatifnya, mereka jadi gila kerja.
Sebenarnya kalau yang aku liat sih ada dua faktor penyebab: terpaksa dan udah jadi kebiasaan.
Pertama terpaksa oleh karena sebuah tanggung jawab untuk cari duit yang banyak dan kejar karir. Jadinya segan menolak permintaan bos ketika dikasih tambahan tugas atau abis kerja seolah wajib kumpul-kumpul dengan bos (party gitu), dan saat kerjaan udah kelar tapi harus tunggu bosnya kelar dulu pulang baru boleh pulang.
Yang kedua karna keseringan lakuin begitu akhirnya jadi kebiasaan dan keterusan.
Nah, karna semua biaya ditanggung pihak pria, maka mereka bakal tanggung jawab dengan kerja habis-habisan soalnya biaya hidup di sana tinggi dan mereka mikir jauh soal finansial, sampai anaknya sekolah tinggi dan biaya hari tua. Beda ya kalau di sini... modal cinta aja bisa nikah.. mikir yang lain dan ke depannya entar aja. LOL
Cuma negatifnya, mereka jadi gila kerja.
Sebenarnya kalau yang aku liat sih ada dua faktor penyebab: terpaksa dan udah jadi kebiasaan.
Pertama terpaksa oleh karena sebuah tanggung jawab untuk cari duit yang banyak dan kejar karir. Jadinya segan menolak permintaan bos ketika dikasih tambahan tugas atau abis kerja seolah wajib kumpul-kumpul dengan bos (party gitu), dan saat kerjaan udah kelar tapi harus tunggu bosnya kelar dulu pulang baru boleh pulang.
Yang kedua karna keseringan lakuin begitu akhirnya jadi kebiasaan dan keterusan.
Ini juga yang aku
alami saat dulu pacaran. Udah lah LDR-an, eh dianya juga sibuk banget part time
bahkan sering sampe subuh. Tapi ada sedikit bahagianya, walaupun sibuk, dia pasti
berkabar, misalnya pas lagi rest time, atau pas udah kelarin sesuatu. Dan kalau
dia ga sibuk pasti dia kasih waktunya khusus gitu. Jadinya benar-benar menghargai chat/call karena itu adalah sebuah moment berharga banget.
Orang Jepang memang terkenal tidak romantis. (Secara umum) Jangan berharap
mereka akan kirim pesan sesering mungkin, jangan harap mereka duluan chat, atau
cepat bales chatmu, jangan harap dikirimin rayuan gombal tiap saat, atau
diucapkan I love you, jangan harap dia posting kejadian lucu/mesra kalian di socmed,
dan bahkan lebih sibuk bekerja. Tapi meski begitu mereka selalu ingin bisa
tunjukkan yang terbaik buat pasangannya. Bahasa kasih mereka berbeda dan kamu hanya butuh untuk
penyesuaian.
Mereka juga bakal menyesuaikan dengan kita kok, jadi kalau ada nggak suka atau sesuatu yang ingin disampaikan, maka utarakan saja. Buktinya selama aku pacaran dulu nggak ada satu pun kejadian yang nggak mengenakan atau menyeramkan seperti di atas. Dia bahkan mencari tahu tentang bagaimana kebiasaan orang Indo, melakukan hal0hal yang suka bikin aku melting sendiri, trus sabar banget kalau moody ku kambuh-kambuhan, dan dia nggak pernah ingin ditinggikan sebagai kodrat laki-laki.
Ga mudah memang jalani relasi dengan budaya dan semuanya yang berbeda. Tapi tiap kali ada apa-apa selalu dikomunikasikan jadinya adem aja rasanya. Selama pacaran ga pernah berantem, paling yang ada aku ngambekan karena dia kerja mulu LOL. Andai saja bisa dilanjutkan hubungan ini.
Terus kok putus kenapa? - Apakah aku harus buat video Youtube zaman now "Alasan Kami Berpisah" kalau dia datang ke Indo lagi ya? hahaha becanda ding. Intinya aku memang nggak mungkin melanjutkan ke jenjang serius, tapi setidaknya jadi pembelajaran buat diriku dan dirinya (gaya bett).
Udah ah, ntar aku dibilang nggak move on. Padahal udah dari dulu move on nya. Bhay!
Mereka juga bakal menyesuaikan dengan kita kok, jadi kalau ada nggak suka atau sesuatu yang ingin disampaikan, maka utarakan saja. Buktinya selama aku pacaran dulu nggak ada satu pun kejadian yang nggak mengenakan atau menyeramkan seperti di atas. Dia bahkan mencari tahu tentang bagaimana kebiasaan orang Indo, melakukan hal0hal yang suka bikin aku melting sendiri, trus sabar banget kalau moody ku kambuh-kambuhan, dan dia nggak pernah ingin ditinggikan sebagai kodrat laki-laki.
Ga mudah memang jalani relasi dengan budaya dan semuanya yang berbeda. Tapi tiap kali ada apa-apa selalu dikomunikasikan jadinya adem aja rasanya. Selama pacaran ga pernah berantem, paling yang ada aku ngambekan karena dia kerja mulu LOL. Andai saja bisa dilanjutkan hubungan ini.
Terus kok putus kenapa? - Apakah aku harus buat video Youtube zaman now "Alasan Kami Berpisah" kalau dia datang ke Indo lagi ya? hahaha becanda ding. Intinya aku memang nggak mungkin melanjutkan ke jenjang serius, tapi setidaknya jadi pembelajaran buat diriku dan dirinya (gaya bett).
Udah ah, ntar aku dibilang nggak move on. Padahal udah dari dulu move on nya. Bhay!
Waduh, asyik bgt tulisannnya. Sy jd Pengen curhat mbak... :)
ReplyDeleteMbaknya punya pengalaman juga nih. Ayo share mba :D
ReplyDeleteWaaaw.. kok bisa kenal mbak awalnya gimana? Hehe kepo dikit ya :p
DeleteHai kawan sudah tau untuk kamu pecinta drama korea, saat ini ada aplikasi yang namanya MYDRAKOR bisa kamu download di GooglePlay gratis. MYDRAKOR banyak film drama korea pilihan dan film terbaru, MYDRAKOR aplikasi terbaik untuk nonton film drama korea.
ReplyDeletehttps://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main
https://www.inflixer.com/
Mbak,aq mau curhat juga donk, soalnya aq lg ada di masa" seperti mba juga nih
ReplyDeletehalo mba, wahh.. ternyata. Gimana sekarang kisahnya mba?
DeleteMbak, pacar jepangku kerja di indo. Dia bener2 cuek bgt. Gak pernah kasih kabar, gak pernah nanya kabarku. Gak pernah chat atau telp duluan. Apakah itu normal??? Memang sih kami baru pacaran 2 minggu tp rasanya BT bgt wkwk
ReplyDeleteMereka lbh suka qtime langsung mba. Jarang suka chat2 jg. Jd coba mba selasarkan love language dia dgn love language mba. Perlu permakluman mba dgn caranya sendiri :'')
Deletecara ngobrol sama org jepang gmn sih, mereka cuek bat, susah di taklukin gitu
ReplyDeleteSaya sudah pacaran dengan orang jepang 7 bln , awal memang manis dia suka vc aku makin lama cuek dan dia kasih akses kunci apartemen dia , aku sering bercandain klo dia suka chat dengan wanita lain yang menyebabkan marah besar dan bicara benci dengan aku sudah tidak suka aku ,, tapi aku datang ke apart dia masih ada foto aku dengan dia ,,, semua wa dan line ak d blokir karena melakukan kesalahan yang sama , dia bicara kirim kunci bicara selesai dan susah sekali di bujug nya tidak mau di sentuh sedikit pun bilang capek selalu karena aku bercandain itu dia tidak suka , apakah dia masih suka dengan aku atau tidak ?? Pdhal aku tidak melakukan kesalahan yang fatal.
ReplyDelete