Skip to main content

Ketika Kehadiran Sinterklaus Menggeser Makna Natal



Gambar 1. Ornamen Natal
Ada beragam ornament yang muncul menjelang perayaan Natal tiba, seperti pohon Natal, Christmas Card, Nuansa Merah-Hijau-Putih Salju, Santa Claus(Sinterklaus), dll.Berbagai pertanyaan  muncul mengenai hadirnya ornament-ornament tersebut yang dijadikan sebagai simbol atau icon perayaan Natal. Untuk postingan kali ini akan dibahas mengenai icon Sinterklaus dalam perayaan Natal. Santa Claus atau yang dikenal juga dengan Sinterklaus sering menjadi perdebatan karena dianggap mitos belaka.

SEJARAH MUNCULNYA SINTERKLAUS
            Banyak pihak luar maupun pihak dalam Kristiani menanyakan siapa sebenarnya sosok Sinterklaus dan mengapa bisa mendominasi dalam perayaan Natal, sedangkan di Alkitab tokoh ini sama sekali tidak ada dikisahkan dan  tidak memiliki relasi dengan kelahiran Yesus Kristus. Hal ini juga saya rasakan ketika saya masih SD. Ntah mengapa saya baru mengetahui adanya sosok Sinterklaus ketika duduk di bangku kelas 5. Mungkin dikarenakan di gereja tempat saya beribadah tidak pernah menyinggung dan membahas tentang Sinterklaus, begitu pula dengan keluarga, tokoh Sinterklaus tidak pernah ditonjolkan sewaktu itu. Namun, setelah saya mengetahui hadirnya tokoh Sinterklaus di TV dan juga dari teman-teman, saya penuh tanya mengenai tokoh sinterklaus ini. 
   “Mengapa sering hadir saat perayaan Natal? “
   “Mengapa anak-anak meminta permohonan kepadanya ?”
   “Mengapa di Alkitab kok ga jumpa tokoh ini?” dll
Itu adalah sedikit dari banyaknya pertanyaan yang muncul dibenak. Sayangnya jawaban yang kuterima saat itu hanya mengatakan kalau dia adalah kakek tua yang suka membagikan kado untuk kita. Pertanyaan yang lainnya tidak dijawab. Akhirnya, setelah mengenal internet, saya mulai tau asal- usul tokoh ini.
Tokoh Sinterklaus digambarkan sebagai seorang kakek tua berbadan pendek dan gemuk, berpakaian dan topi merah-putih, sering bepergian dengan kereta rusanya dan membagi-bagikan kado saat perayaan Natal kepada anak-anak. Kebanyakan orang  meyakini tokoh Sinterklas tersebut diinspirasi dari figur seorang pastur yang bernama Santo Nicolas yang hidup pada abad ke-4 M. “Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga anak wanita miskin... sehingga untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam  malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus..."
Namun,  Sinterklas yang dipercaya merupakan gambaran dari seorang uskup gereja Katolik, masih sangat diragukan tentang kebenarannya karena pada kenyataannya lebih menjurus pada mitos atau khayalan yang dibuat mengenai Sinterklas, bahkan juga tercampur dengan berbagai kepercayaan dan budaya. Pada 1970 Vatikan menghapus dan mencoret nama Santo Nicolas dari daftar orang-orang suci. Sehingga Santa Claus maupun Santo Nicolas lebih dapat diterima sebagai dongeng daripada inspirasi dari seorang yang nyata.

SINTERKLAUS JADI BUDAYA NATAL
            Kisah yang dianggap dongeng itu diteruskan turun-temurun kepada anak-anak di negara bagian Barat. Orang tua di negara-negara tersebut bercerita kepada anak-anaknya tentang tokoh Sinterklaus yang akan memberikan hadiah Natal kepada mereka saat mereka tidur. Hal ini membuat banyak anak-anak berharap dan meminta permohonan kepada Sinterklaus. Bahkan yang menjadi ironi adalah makna Natal bukan lagi menjadi penantian kelahiran Yesus Kristus, melainkan penantian Sinterklaus untuk membawakan anak-anak kado. Budaya kehadiran Sinterklaus ini terus mewabah sampai ke seluruh lapisan negara, termasuk Indonesia.
            Tidak sedikit orang di Indonesia hanya sekadar tau akan tokoh Sinterklaus, tetapi tidak mengenali asal-usul tokoh yang dianggap mitos tersebut. Sehingga, kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa Sinterklaus, pohon Natal, dan atribut Natal lainnya adalah “Ajaran Kristiani”. Padahal hal ini jelas-jelas SALAH besar. Kehadiran Sinterklaus merupakan budaya negara luar yang dipadankan dengan agama dan disebarluaskan. Akan tetapi, sekali lagi dijelaskan “ini bukan aliran ataupun ajaran yang diilhami dari nilai-nilai Kekristenan.” Bahkan tidak sedikit pihak-pihak tertentu yang menjadikan tokoh ini untuk meraup keuntungan bisnis.


  Gambar 2. Meningkatkan penjualan dengan menciptakan rumah santa sehingga pengunjung lebih tertarik




DAMPAK SINTERKLAUS
            Kehadiran sosok atribut Natal berupa Sinterklaus, baik itu boneka, badut, gantungan kunci, hiasan, dll (yang berupa gambaran sosok Sinterklaus) ternyata menjadi boomerang yang berbahaya bagi umat Kristiani, terutama dalam memaknai Natal sesungguhnya. Kehadiran sosok Sinterklaus jelas-jelas melengser makna Natal sesungguhnya. Perayaan Natal ditujukan sebagai peringatan dalam  menanti dan menyambut kelahiran Yesus sebagai Juruslamat. Saat Natal, kita harus mempersiapkan hati baru yang penuh kasih dan kedamaian untuk menyambut Mesias. Akan tetapi, kehadiran Sinterklaus justru mengubah pemikiran  kita, khususnya anak-anak, bahwa Natal adalah momen untuk menantikan dan membuat permohonan kepada Sinterklaus agar dia datang ke rumah saat kita tidur dan memberikan kita kado.
 Hal ini jelas-jelas bertentangan dengan isi Alkitab yang mengatakan : “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” – (Amsal 3:5) dan nats Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." – (Yohanes 14:14). Di sini terang dikatakan bahwa kita hanya  percaya, meminta, dan memohon segala sesuatu kepada Tuhan, bukan kepada objek  lain. Apabila kita meminta permohonan kepada Sinterklaus, tanpa kita sadari sebetlunya kita telah melakukan berhala.
            Khayalan belaka mengenai Sinterklaus juga berdampak fatal karena menimbulkan banyak kebohongan dan kesan “bohong” akan Natal.  Banyak anak-anak yang berharap kehadiran sosok Sinterklaus kecewa lantaran tidak pernah menjumpai sosok khayalan tersebut dan tidak mendapatkan kado.  Akhirnya mereka menganggap semuanya bohong termasuk Natal dan kisah kelahiran Yesus Kristus pun dianggap bohong. Selain itu, orang tua beberapa orangtua berusaha beracting menyelipkan kado saat anaknya tidur untuk menghindari kekecewaan anaknya. Sehingga anak-anak percaya bahwa Sinterklaus ada. Namun, pada akhirnya ia menyadari bahwa semuanya adalah rekayasa dan kebohongan. Sangat menyedihkan ketika anak-anak yang tanamkan doktrin tentang kehadiran Sinterklaus kecewa ketika mengetahui kebohongan kisah Sinterklaus malah akan menyalahkan Yesus dan menganggap-Nya sebagai dongeng juga. Hal ini menyebabkan kebanyakan perayaan Natal di negara Barat menjurus ke dalam  hal hura-hura dan kesenangan, bukan  ibadah dan kekhusyukan. Hal ini berbeda dengan perayaan Natal negara bagian Timur yang belum terlalu mendewakan sosok Sinterklaus.
            Selain itu, kisah tentang Sinterklaus dianggap sebagai cerita yang mengajarkan tentang fantasy sihir, dan mengajarkan untuk selalu meminta. – Hal ini bertolak belakang dengan makna Natal yang mengajarkan kita untuk memberi BUKAN meminta. Seperti kisah orang Majus yang memberi persembahan yang terbaik buat Tuhan. Natal mengajarkan kita untuk memberi persembahan yang terbaik buat Tuhan lewat sesama, terutama yang membutuhkan uluran tangan kita.

APAKAH YANG HARUS DILAKUKAN ? HARUSKAH SINTERKLAUS DIHAPUSKAN ?
            Sebenarnya masih banyak lagi efek-efek negatif yang timbul dari fantasy kisah Sinterklaus. Namun, apakah yang harus kita lakukan guna menyelamatkan generasi muda dari menjamurnya budaya Sinterklaus yang ternyata justru bertolak belakang dengan nilai Kristiani ? Apakah kita harus menghapuskan seluruh ornamen Sinterklaus dari aksen Natal ? Atau memusuhi atribut tersebut?
            Jawabannya adalah sangat sulit bahkan hampir tidak mungkin menghapus atribut Sinterklaus pada perayaan Natal saat ini. Icon tersebut sudah menjadi sangat melekat dengan perayaan Natal. Bahkan banyak orang yang menyukai atribut ini sebagai hiasan karena lucu dan iconic.
            Tetapi yang dapat kita lakukan adalah
a)       memahami dan menyampaikan makna Natal sesungguhnya adalah menantikan dan menyambut kelahiran Kristus dengan hati baru (terutama kepada anak-anak. )
b)      Tidak menanamkan doktrin kepada anak untuk meminta kado Natal permohonan kepada Sinterklaus, tetapi kepada Tuhan.
c)      Seandainya ditanya mengenai siapa itu Sinterklaus, Anda dapat menjawab “ Sinterklaus diceritakan sebagai tokoh yang gemar berbagi saat Natal tiba. Sinterklau mengikuti kisah 3 Orang Majus yang memberi persembahan terbaik kepada bayi Yesus. Maka dari itu, kita harus belajar untuk memberi yang terbaik bagi Yesus lewat berbagi kepada sesama.” Mungkin bisa seperti penggalan tersebut atau jawaban lain yang mengatakan itu adalah cerita, tetapi tetap memasukkan unsur nilai moral dan agama.
d)     Memakai atribut Sinteklaus boleh saja dan tidak menyalahi Alkitab, asal dijadikan sebagai hiasan saja atau aksesoris. Yang menjadi masalah kalau kita lebih percaya dan mengharapkan kehadirannya dibandingkan kehadiran Mesias.
e)      Rada ga suka sih dengan lirik lagu Santa Claus is Coming to Town. Maunya diganti jadi Jesus Christ is Coming to Town. *duh, dihajar penulisnya nanti :D
KESIMPULAN
Kehadiran tokoh Sinterklaus pada atribut Natal semakin sangat mendominasi. Pengadaan Sinterklaus ini dianggap menjadi boomerang yang berbahaya apabila tidak disikapi dengan benar.
Sebenarnya yang salah bukan pada pemasangan atribut Sinterklaus pada pohon Natal, hiasan ruangan, gambar sampul, gambar card, dll. Tetapi, yang menjadi akar masalah adalah cerita khayalan mengenai Sinterklaus yang menggeser Tokoh Yesus dalam perayaan Natal. Sangat disayangkan bukan, saat Yesus berulang tahun, tetapi yang terkenal dan dikenal orang malah Sinterklaus.
Saya merupakan salah satu yang menyukai icon Sinterklaus karena bentuknya yang lucu dan menarik. Menurut pendapat saya, sosok Sinterklaus tidak perlu dihapuskan, melainkan mengganti peran Sinterklaus bukan sebagai sumber pengabulan permohonan, tetapi hanya sebatas hiasan atau aksesoris. Seharusnya yang ditanamkan bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang menjadi pemberi pengharapan, hadiah, dan pengabulan permohonan; dan kita, sebagai penerima berkat dari Tuhan, wajib memberi kembali pemberian terbaik bagi Tuhan lewat uluran kita bagi sesama.

Nah, sekian dulu sharing singkat dari saya tentang kehadiran Sinterklaus dalam perayaan Natal. Tulisan ini hanya pendapat-pendapat saya sewaktu SMA dulu dan lanjutan dari edisi TT 1 di FB (ttg pemakaman). Jadi, besar kemungkinan ada terdapat beda pendapat, ada kesalahan, atau mungkin perlu diralat. Maka dari itu, saya sangat senang apabila kritik, saran, dan komentar disampaikan supaya postingan ini lebih baik. Saya juga senang kalau ada beda pendapat, saling tukar pendapat, atau bahkan mau ada yang ditanyain. Silahkan, :) Nantikan postingan selanjutnya Salam : *Story and Sharing_Cerita dan Berbagi*

Comments

Popular posts from this blog

Pacaran Sama Orang Jepang (Alasan Mengapa Cowok Jepang Kurang Menarik)

Note: Tulisan ini bersumber dari SpinJapan.net  dengan judul " 6 Reason Why Japanese Men Are Not Attractive dengan penambahan beberapa curhatan dari aku. Aku bikin ini karna banyak  yang nanya "kok bisa pacaran dengan orang Jepang", "gimana ceritanya", "gimana putusnya", dan lainnya.  Dulu-dul u aku belum berani  buka-bukaan , tapi sekarang  akan aku coba  " speak speak" pelan-pelan deh :')  "Ah pengen banget nih punya pacar orang Jepang" Eitsss, tapi tunggu dulu. Kamu harus siap dengan 6 hal berikut ini.  Di sini murni sharing pengalaman dan aku kombinasikan dengan tulisan Spin Japan. Tentunya bisa saja berbeda dengan pengalaman orang lain karena pacaran dengan cowok Indonesia saja bisa berbeda-beda satu sama lain, bukan? Ada banyak artikel di Internet yang mengatakan bahwa pria Jepang tidak begitu menarik bagi banyak wanita di seluruh dunia, sedangkan wanita Jepang sangat populer. Mengapa demikian? Seben

Sepenggal Pengalaman KKN PPM UGM K2 (di Luar Pulau Jawa) #1

 AKHIRRRNYAAAA!!! Setelah hibernasi terlalu lama saya bisa kembali lagi ke dunia blog ini. Postingan blog sebelumnya 80% sudah didelete dan mau memperbaharui blog sekarang dengan bahasa yang agak lebih mudah dimengerti, meskipun kontennya mirip-mirip dengan yang kemaren. Hmm, sudah lama sepertinya terlalu banyak menjanjikan untuk nge-blog tapi tidak terealisasi oleh semua penghalang yang ada, hingga di satu titik tibalah keseloan untuk menunggu yang harus ditunggu (jawaban job) telah datang dan membuat aku jadinya banyak waktu kembali di depan laptop. Berhubung sebentar lagi mahasiswa semester 6 UGM mau langsungkan KKN, jadi topik saat ini adalah tentang KKN (Kuliah Kerja Nyata).  Mungkin yang dibahas di sini lebih ke pengalaman hari H, bukan persiapan seperti bentuk kelompok, cari dana, dll karena rasanya udah telat untuk bahas ini. Oke langsung aja ya di sini akan aku jabarkan pengalamanku KKN, apa yang harus dipersiapkan, cara menghadapi masalah di KKN, dan apa sa

Review Jurusan Teknologi Pangan *Referensi Buat Kelas 12*

Halo, terimakasih sudah berkunjung  pada postingan ini. Terimakasih juga buat pembaca yang pernah mampir di sini, tapi maaf tulisan ini harus aku pindahkan dulu yaa. Sekarang reviewnya udah aku pindahkan ke blog baruku. Lebih rapi, dan lebih lengkap dengan FAQ (pertanyaan yang sering ditanyakan tentang teknologi pangan maupun TPHP UGM). Yuk silahkan dikunjungi dengan klik link ini. www.yesiaftania.wordpress.com  (atau klik masing-masing judul di bawah ini). Terima kasih. Artikel terkait klik judul berikut: Review dan FAQ Jurusan Teknologi Pangan Beasiswa S1 yang dapat dicoba Tips & Trick Lolos SBMPTN 6 Hal yang harus kamu lakukan agar menjadi mahasiswa penuh prestasi 7 Alasan Penting Mengapa Wanita Harus Berpendidikan Tinggi

Di Hari Wisuda maupun Pernikahan, Haruskah Perempuan Tampil dengan Riasan Manglingi?

               November merupakan moment wisuda di beberap kampus di Indonesia. Aku jadi teringat momen 17.05.17, momen penting yang kutunggu-tunggu setelah 3 tahun-an mengenyam pendidikan tinggi (a.k.a wisuda). Salah satu hal menarik yang selalu terjadi saat wisuda bukan saat pembagian ijazah ataupun pemakaian toga, tetapi penampilan para wisudawati. Entah bermula sejak kapan, konsep mangling selalu menjadi tren wisuda dari tahun ke tahun . Apa itu Konsep Manglingi ? Maksudnya adalah   konsep dandan yang bikin pangling, bikin terlihat berbeda dari aslinya, tampil cantik dan   glamour. Tentu saja tidak hanya sebatas riasan wajah saja, tetapi dari ujung rambut hingga ujung kaki secara detailnya sangat diperhatikan para calon wisudawati. Dan untuk berpenampilan seperti itu memakan jutaan rupiah, padahal untuk keperluan sehari saja. If you know, make up wisuda menelan biaya sekitar 250 rb – 1 jt :’) Jangan dikira murah boy make up begituan, apalagi make up nikah hehehe. Before-Af